Selasa, 13 Januari 2015

MERANA ( DEDDY DAMHUDY )

Kan Kuingat Selalu
Kisah Indah Nan Lalu
Masa Kita Berdua Memadu Janji

Setahun Tlah Berlalu
Saat Kita Berpisah 
Hanya Tinggal Kenangan Lukisan Wajah Ayu
Yang Pernah Kukagumi Sepenu Hati
Doa Puji Untukmu Kan Kuserahkan S_lalu
Smoga Kau Bahagia sepanjang Masa

Setahun Tlah Berlalu Saat Kita Berpisah 
Kau Biarkan Diriku Merana Seorang
Hanya Tinggal Kenangan Lukisan Wajah Ayu
Yang Pernah Kukagumi Sepenu Hati

Doa Puji Untukmu Kan Kuserahkan S_lalu
Smoga Kau Bahagia sepanjang Masa 2x


https://www.youtube.com/watch?v=xLx0USrUHMQ

dimana kau ( ALFIAN )

lama sudah aku mencari kekasih yang pergi
lama sudah aku menuggu bertahun tlah lalu
dimanakah dikau
hatiku tlah risau
penatku mencari dan menanti


reff :
dikala senja ku terkenang
senyumu terbayang
biasa kau mengajak pergi
bergarau tertawa

sunyiku sendiri
tiada kawan lagi
pelipur duka dan kecewa


https://www.youtube.com/watch?v=Ee2wPEWeoVU
https://www.youtube.com/watch?v=Nj_jXTNFGQI

Senin, 30 Mei 2011

Harry Noerdi

Harry Noerdi, Hakim dan Penyanyi

oleh: Lambertus L. Hurek



Kalau ke ruang karaoke, saya selalu pilih 'Andaikan'. Lagu ini saya hafal sejak kecil di kampung halaman, Flores Timur. Melodinya enak, syairnya puitis. Ini khas lagu-lagu Indonesia sebelum era 1980-an.

Setelah jadi wartawan di Kota Surabaya, tahulah saya bahwa 'Andaikan' diciptakan oleh Bapak Harry Noerdi. Dia hakim senior yang bertugas di Pengadilan Negeri Surabaya, Jalan Arjuna. Kebetulan, ah lagi-lagi kebetulan, saya pernah beat alias ngepos di PN Surabaya. Tambah klop!

Saya pun jadi mengenal lebih dekat Pak Harry Noerdi, penulis lagu, penyanyi, yang dulu hanya bisa saya dengar suaranya di tape recorder. Wah, Pak Harry ternyata tidak bertampang artis atau orang terkenal. Sama saja dengan hakim-hakim lain. Orang biasalah.

Bahkan, tak banyak yang tahu kalau dia itu pernah menjadi penyanyi, penulis lagu, yang karya-karyanya hit pada 1970-an. "Saya memang suka musik sejak remaja. Main band, menyanyi, gitaran. Teman saya antara lain Markus Sajogo yang kebetulan sama-sama anak band," cerita Harry Noerdi [69 tahun] suatu ketika.

Beberapa saat setelah reformasi, 1998, Harry Noerdi dipercaya menjadi juru bicara atawa humas PN Sidoarjo. Otomatis, beliau sering berhubungan dengan wartawan. Malam-malam saya sering menelepon Pak Harry untuk meminta konfirmasi atas suatu masalah.

Di ujung wawancara, biasanya saya mengalihkan persoalan, "Bapak masih sempat main gitar atau menulis lagu?" Pak Harry Noerdi biasanya tertawa kecil. Dia bilang musik tidak bisa lepas dari kehidupannya. Menyanyi menjadi hobi yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupannya.

"Tapi saya sibuk di pengadilan sehingga tidak bisa seperti dulu. Profesi saya kan hakim. Hehehe," ujar penyanyi bersuara bariton ini. Harry Noerdi biasanya menyanyi dengan penuh penghayatan.

Lagu 'Andaikan' sangat berasa kalau dia nyanyikan sendiri kendati kualitas vokalnya termasuk tidak istimewa. Dia pernah cerita bahwa lagu 'Andaikan' yang sangat terkenal, legendaris itu, ditulis secara spontan. Dia main gitar, bersenandung, ketemu melodi, menulis lirik... jadilah lagu yang belakangan dinyanyikan penyanyi-penyanyi macam Yuni Shara, Elfa Singer's, Broery Marantika, Ade Manuhutu, Rachmat Kartolo... dan banyak lagi.

Seperti umumnya penulis lagu, Harry Noerdi mengaku tak menyangka bahwa 'Andaikan' akan terkenal sampai hari ini. Tugas seniman, kata dia, hanya bikin karya seni. Terkenal atau tidak, populer atau tidak... itu urusan waktu dan pasar. Kebetulan orang Indonesia rata-rata melodius, suka lagu-lagu bermelodi kuat, sehingga 'Andaikan' pun cepat menjadi hits di blantika musik pop pada 1970-an.

Di era Presiden B.J. Habibie digelar pemilihan umum multipartai pertama di era reformasi. Kali ini, Harry Noerdi dipercaya sebagai ketua Panitia Pengawas Pemilu [Panwaslu] Kota Surabaya. Kebetulan saya mendapat tugas sebagai reporter politik dengan fokus pada pemilu. Sebanyak 48 partai ikut pemilu, dan itu membuat suasana politik riuh rendah.

Pelanggaran terjadi di seluruh Kota Surabaya. Tiap hari Harry Noerdi mendapat pengaduan dari pengurus partai di desa, kecamatan, hingga kota. Apa boleh buat, Harry Noerdi pun pusing kepala menghadapi proses politik yang sebelumnya tak pernah ditekuninya. Dia seniman musik, dia hakim atawa hamba hukum.

Boleh dikata, Harry Noerdi itu apolitis. Namun, justru kenetralannya inilah yang membuat peserta pemilu yakin bahwa Panwaslu Kota Surabaya bersikap netral. Kredibilitas Panwaslu Surabaya sangat baik jadinya.

"Waktu itu kami menghadapi semua pengaduan dengan enjoy. Semua pengaduan kami kaji, analisis, dan memberikan rekomendasi. Apalagi, kepemimpinan Pak Harry Noerdi di Panwaslu juga sangat demokratis," cerita Romo Eko Budi Susilo, Pr., rohaniwan Katolik, yang juga anggota Panwaslu Surabaya pada tahun 1999.

Eh, kebetulan lagi di Panwaslu ada beberapa anggota yang suka musik dan nyanyi. Harry Noerdi jelas penyanyi dan penulis lagu. Romo Eko sangat senang menyanyi apa saja. Mbak Indah, perempuan anggota Panwaslu, bekas juara bintang radio dan televisi di Jawa Timur. Ditambah beberapa wartawan politik, termasuk saya, suka nyanyi dan antusias di musik. Klop!

"Jangan lupa nanti malam kita rekreasi di Nur Pacific ya? Anda habis menulis berita cepat-cepat gabung ya?" pesan Romo Eko Budi Susilo.

Asal tahu saja, Nur Pacific adalah restoran yang punya fasilitas kamar karaoke paling bagus di Surabaya, saat itu. Tentu saja, saya gabung karena pasti dapat banyak informasi seputar pemilu di Kota Surabaya. Bukankah Pak Harry Noerdi serta para anggota panwaslu ada di sana? Hehehe....

Di situlah, kali pertama, saya menyaksikan penyanyi dan penulis lagu menyanyikan lagunya sendiri. Pak Harry Noerdi membawakan 'Andaikan' dengan penuh perasaan. Andaikan seorang kan datang... menghibur hati sedang sunyi.... Lalu, tepuk tangan ramai-ramai.

Karier Harry Noerdi di bidang hukum naik terus. Setelah jadi Humas PN Surabaya, kemudian ketua Panwaslu Surabaya, beliau ditarik ke Mahkamah Agung di Jakarta. Saya pun kehilangan kontak sama beliau. Belakangan, dari Jakarta dia ditugaskan lagi ke Mataram, Nusa Tenggara Barat, sebagai hakim tinggi. Apa kabar Pak Harry Noerdi sekarang?

Yang jelas, sampai sekarang saya masih memesan lagu 'Andaikan' di kamar karaoke di Surabaya. Ini membuat saya tak pernah melupakan sosok Bapak Harry Noerdi. Manusia multitalenta: hakim, penulis lagu, penyanyi, pengawal reformasi, ayah, teman, guru... yang baik.

Berkat musik, hakim senior ini selalu murah senyum, ramah, halus tutur kata, dan siap melayani siapa pun.

sumber : http://hurek.blogspot.com/2007/06/harry-noerdi-hakim-dan-penyanyi.html

Senin, 15 Desember 2008

Engkau Laksana Bulan

Engkau laksana bulan
Tinggi di atas kayangan
Hatiku dah kau tawan
Hidupku tak keruan

Mengapa ku disiksa
Kenapa kita bersua
Berjumpa dan bercinta
Tetapi menderita

( korus )
O..o O..o..o..o
Kau tinggalkan diriku
Oh! kekasih mengapakah
Kau sunyikan hidupku
Oh! kekasih mengapakah
Manusia begitu

Mengapa ku di siksa
Kenapa kita bersua
Berjumpa dan bercinta
Tetapi menderita

( ulang dari korus )

Jumat, 20 Juni 2008

Di Wajahmu kulihat Bulan

Di wajah mu ku lihat bulan
yang mengintai di sudut kerlingan
Sedarkah tuan kau ditatap insan
yang hauskan belaian
Diwajahmu kulihat bulan menerangi hati gelap rawan Biarlah daku mencari naungan di wajah damai rupawan
Serasa tidada jauh dan mudah dicapai tangan Ingin hati menjangkau kiranya tinggi di awan
Diwajahmu ku lihat bulan bersembunyi dibalik senyuman Jangan biarkan ku tiada berkawan Hamba menantikan tuan

Download inhere

Gubahanku

Kutuliskan lagu ini
kupersembahkan padamu
Walaupun tiada indah
syair lagu yang kugubah

Kuingatkan kepadamu
akan janjimu padaku
Hanyalah satu pintaku:
Jangan kau lupakan daku

[Reff:]
Walau apa yang terjadi
tabahkan hatimu selalu
Jangan sampai kau tergoda
mulut manis yang berbisa

Setahun kita berpisah
Sewindu terasa sudah
Duhai gadis pujaanku
Cintaku hanya padamu

download inhere


Senin, 19 Mei 2008

WIDURI

Di suatu senja di musim yang lalu
Ketika itu hujan rintik
Terpukau aku menatap wajahmu
Di remang cahaya sinar pelangi
Lalu engkau tersenyum
Ku menyesali diri
Tak tahu apakah erti senyummu

Dengan mengusap titik airmata
Engkau bisikkan deritamu
Tersentuh hati dalam keharuan
Setelah tahu apa yang terjadi
Sekian lamanya engkau
Hidup seorang diri
Ku ingin membalut luka hatimu

(chorus)
Widuri (widuri)
Elok bagai rembulan… oh sayang
Widuri (widuri)
Indah bagai lukisan… oh sayang
Widuri (widuri)
Bukalah pintu hati untuk ku
Widuri (widuri)
Ku akan menyayangi

Sekian lamanya engkau
Hidup seorang diri
Ku ingin membalut luka hatimu

(chorus)
Widuri (widuri)
Elok bagai rembulan… oh sayang
Widuri (widuri)
Indah bagai lukisan… oh sayang
Widuri (widuri)
Bukalah pintu hati untuk ku
Widuri (widuri)
Ku akan menyayangi

Widuri (widuri)
Elok bagai rembulan… oh sayang
Widuri (widuri)…

download inhere